Harapan bukan lagi menjadi suatu hadiah yang dibungkus dengan begitu indah saat isinya kita lebih awal mengetahuinya.Ia hampir menjadi suatu yang diletakkan di satu sudut dan bukan keutamaan untuk membukanya serta teruja dengan penuh rasa ketidak-ikhlasan.Menyadari akan hal itu,sewenangnya melampau kalau dikatakan bahwa harapan tidak semestinya direalisasikan malah memadai hanya dengan memilikinya.
Mengharap sesuatu hal itu berhasil dengan begitu pantas seolah-olah dibayangi oleh ketakutan pada kegagalan merangkulnya.Sedang kita tahu kalau ia sudah pasti dipenuhi oleh aral-aral yang tidak pernah berjauhan dari hidup kita.Tidak kah kita saat itu memerlukan kesabaran yang lebih tinggi dan bukan dengan memberi tekanan melulu..Boleh lumpuh deh pemikiran kita seperti membayangi mengubati tengkuk seekor kerbau yang parah sebelah pagi dan memaksanya membajak tanah pada sebelah petangnya...
Tahu kalau harapan itu menghidupkan semangat kita untuk hidup sekalipun hanya dengan sedikit cahya yang menembusi pintu gua yang tertimbus tapi jangan sekali-kali kita menggunakan kepala untuk memecahkan batu-batu yang menutupinya..Tahu apa itu kesakitan bukan...
Namun apa bedanya dengan mengakhiri harapan itu dengan berputus asa dan berbohong bahwa harapan sudah tiada..padahal harapan bertunas pada yang lain.Selingkuh hati namanya..bukan kah berterus terang itu masih bisa diterima.
No comments:
Post a Comment