kalau tumitku sudah kematu tiada lagi ku pakai sepatuku kakiku mengenal batu-batu pasir yang terbakar rumput yang menguning lopak yang kering.. angin gering..
sedikit ketawa bicara yang lemah langkah yang patah darah masih merah ubun-ubun semakin pijar lelah..rehat yang terbiar
ketika bintang-bintang meludah cahya embun membasuh mata langit tanpa suara sepi dan halus jiwa dan kudus
ini hidup bukan menanti mati tapi mati yang selangkah dari hati
No comments:
Post a Comment