Hutan bakau bukan hanya mencegah erosi pantai, tapi juga meredam bahaya tsunami. Penelitian yang telah dilakukan beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa daerah yang tertutup oleh hutan pantai, termasuk bakau lebih sedikit mengalami kerusakan akibat tsunami 2004 dari pada lahan tanpa vegetasi.
Temuan ini mendukung kesimpulan bahwa ada kaitan antara vegetasi pantai dengan perlindungan terhadap tsunami. Studi ini dilakukan oleh sebuah tim besar yang terdiri atas ahli ekologi, botani, geografi, kehutanan dan teknisi gelombang tsunami dari tujuh negara.
“Tsunami meninggalkan tragedi yang menakutkan bagi manusia namun juga pelajaran berharga,” kata Faizal Parish, Direktor Global Environment Centre, Malaysia, seperti ScienceDaily. “Selain itu tidak ada yang dapat mencegah tsunami. Kami dapat menggunakan penelitian ini untuk mencegah kerusakan yang mungkin terjadi di masa depan.”
Peneliti menggunakan foto-foto satelit di Distrik Cuddalore, India bagian tenggara, dan menyurvei lahan untuk memperkuat kesimpulan mereka. Studi mengonfirmasi eksperimen laboratorium sebelumnya yang menunjukkan bahwa keberadaan 30 pohon per 100 m2 dapat mengurangi aliran maksimum tsunami lebih dari 90%.
Distrik Cuddalore memungkinkan dilakukannya eksperimen unik untuk menguji manfaat hutan bakau dalam menghadapi tsunami. Garis pantai di sana relatif lurus dan profil pantainya relatif seragam. Tempat itu juga memiliki bentang lahan yang penuh vegetasi dan tanpa vegetasi. Selain itu juga terdapat dokumentasi yang bagus berupa gambar satelit setelah berlangsungnya tsunami.
“Setidaknya, studi ini menunjukkan dengan jelas bahwa daerah dengan banyak tanaman lebih sedikit mengalami kerusakan dari pada daerah tanpa tanaman,” kata Finn Danielson, direktur Nordic Agency for Development and Ecology, Denmark.
Dampak ekologi
Selain menambahkan hal penting pada daftar perlindungan alami pada bencana, studi ini juga mengingatkan pentingnya program penanaman pohon. Walaupun penting untuk mengembalikan lahan hutan, program ini malah bisa kontraproduktif jika ekologi pantai menjadi kacau jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak negara yang terkena tsunami mencanangkan program penanaman pohon tanpa memperhatikan dampak ekologinya.
Dari lima desa yang diteliti dalam studi ini, dua di antaranya terdapat di pantai dan tiga di antaranya di belakang hutan bakau. Desa-desa di pantai seluruhnya hancur, sedangkan yang di belakang bakau tidak menderita kerusakan walaupun memiliki jarak yang sama dengan desa lain dari garis pantai.
Walaupun studi ini hanya meneliti kasus 2004, para ilmuwan menyatakan bahwa ini merupakan pelajaran dari tsunami yang dapat dipakai untuk mencegah bencana lain di wilayah pantai. Walaupun tsunami relatif jarang terjadi, pantai sering mengalami badai dan menimbulkan kerusakan besar. “Bakau bisa menjadi pelindung ekologis bagi masyarakat yang melindunginya,” kata Neil Burgess, ahli konservasi World Wildlife Fund.
No comments:
Post a Comment