Monday, April 18, 2011

mengutip jatara untuk sebuah sampan.



Kunang-kunang tidak betah muncul di siang hari.Sulit.Dan kita tertanya di mana persembunyiannya saat suria begitu indah untuk dinikmati.Berkali diingatkan.Banyak kali.Sering kali.Ingatan itu seolah asap tipis yang melalui celahan dinding kayu ketika jendela dibuka luas lalu buru-buru asap itu pecah dan kabur.Seluruh cahya menyilaukan mata...Tidak pedih tapi masih mampu memberi kesamaran pada pandangan.


Meminta safi yang dibawa dari paruh serindit gagal membasahkan tekak yang kering.Amat dikit malah tidak tega membiarkan si taripas mati kerna kecewa tidak punya lebihan safi untuk dirinya.Difikirkan.Difikirkan kalau kudrat ini masih mampu menapak tidak perlu si taripas.Takut-takut kalau sayapnya lebih banyak yang gugur dan ia tersangkut di dahan yang rapuh.Bukan kah itu lebih teruk...


Selagi.Selagi ada degup yang didengar sendiri,kerjakan apa yang jiwamu mampu kerjakan.Bangkit biar mendahului fajar,dan pulang biar memburu kirmizi.Jangan mengharap pada siapa yang masih berharap,kelak harapan itu cuma di pertengahan sedang impianmu tinggal cuma cebisan yang carik.Belajar melihat sesuatu sebagai pengajaran.



No comments:

Post a Comment